Jika Danantara Investasi 1% ke Bitcoin, Indonesia Bisa Jadi Raksasa Kripto Dunia
Jika Danantara Investasi 1% ke Bitcoin, Indonesia Bisa Jadi Raksasa Kripto Dunia
Blog Article
Jakarta, Mei 2025 – Sebuah skenario menarik muncul di tengah diskusi global mengenai adopsi aset digital oleh negara: bagaimana jika Indonesia, melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, mengalokasikan sebagian kecil dari total asetnya untuk Bitcoin? Jawabannya mengejutkan—Indonesia bisa langsung menjadi salah satu pemilik Bitcoin terbesar di dunia.
Alokasi 1% = Rp146 Triliun = 84.000+ BTC
Dengan total aset kelolaan mencapai Rp14.670 triliun, jika Danantara mengalokasikan hanya 1% saja, atau sekitar Rp146 triliun, dana tersebut dapat digunakan untuk membeli lebih dari 84.000 Bitcoin, dengan asumsi harga rata-rata Bitcoin saat ini berada di kisaran Rp1,72 miliar per keping.
Angka ini menjadikan Indonesia berada di posisi ketiga dunia dalam hal kepemilikan Bitcoin oleh negara, hanya kalah dari Amerika Serikat dan China. Kedua negara tersebut diketahui memiliki cadangan besar BTC, baik dari hasil penyitaan maupun akumulasi strategis dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagai perbandingan, Bhutan dan El Salvador, dua negara yang selama ini dianggap pelopor adopsi kripto oleh negara, hanya memiliki beberapa ribu BTC. Dengan lebih dari 84.000 BTC, Indonesia akan melampaui mereka dengan selisih yang sangat besar.
Mengapa Skenario Ini Menarik?
Kepemilikan negara terhadap Bitcoin bukan sekadar investasi; ini juga merupakan pernyataan geopolitik. Di tengah dinamika de-dolarisasi dan upaya diversifikasi cadangan nasional oleh banyak negara, Bitcoin mulai dilihat sebagai alternatif cadangan aset digital global yang tak bergantung pada sistem keuangan tradisional.
Dengan portofolio investasi Danantara yang sangat besar, masuknya sebagian kecil dana ke Bitcoin dapat:
Meningkatkan posisi Indonesia dalam diskusi keuangan global
Menjadi lindung nilai (hedge) terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang
Menarik minat investor internasional yang pro-kripto
Menempatkan Indonesia dalam ekosistem kripto global secara strategis
Namun, Ini Masih Skenario
Penting untuk digarisbawahi bahwa ini belum menjadi kebijakan nyata. Tidak ada pernyataan resmi bahwa BPI Danantara atau pemerintah Indonesia akan membeli Bitcoin dalam waktu dekat. Namun, skenario ini menimbulkan diskusi strategis: apakah Indonesia perlu mulai mempertimbangkan aset digital sebagai bagian dari diversifikasi investasi jangka panjang?
Dalam beberapa tahun terakhir, tren global menunjukkan peningkatan minat institusi dan negara terhadap Bitcoin. Bahkan lembaga konservatif seperti BlackRock dan Fidelity telah meluncurkan produk ETF Bitcoin. Hal ini menandakan bahwa arus utama (mainstream finance) mulai menerima keberadaan kripto dalam portofolio mereka.
Tantangan dan Pertimbangan
Adopsi Bitcoin dalam skala nasional tentu tidak lepas dari tantangan:
Volatilitas harga yang masih tinggi
Regulasi dan kerangka hukum yang harus disiapkan
Risiko geopolitik dan tekanan eksternal, termasuk dari lembaga internasional yang belum mendukung adopsi kripto penuh
Namun, dengan pendekatan yang tepat dan pengawasan ketat, investasi strategis dalam Bitcoin bisa menjadi peluang besar di masa depan.
Kesimpulan: Siapkah Indonesia Menjadi Pemain Utama Kripto Global?
Jika skenario ini terjadi, Indonesia tidak hanya akan dikenal sebagai negara dengan kekayaan sumber daya alam dan populasi besar, tetapi juga sebagai kekuatan finansial digital baru di dunia. Melalui Danantara, Indonesia berpeluang mengambil posisi penting dalam peta kekuatan aset digital global — sebuah langkah yang berani, tapi bukan tidak mungkin.
tikislot
Report this page